Welcome to my blog! Let's talk and share about Anime, J-Pop, Game, etc! Don't forget to leave your comment or share my post! Enjoy it ~(^o^~)(~^o^)~

6/30/2011

The Promise

“Aku janji, ketika aku pulang dari Inggris, aku akan menikahimu…”

GABRUK! Oh? Ternyata hanya mimpi. Tapi kenapa cara bangunnya harus jatuh dari tempat tidur sih? Kurang keren deh! Ah, halo! Namaku Ichi, umurku 24 tahun dan pekerjaanku adalah sebagai pelayan di sebuah café yang semua pelayannya adalah perempuan. Ya, bisa dibilang sih sebagai maid, tapi kami lebih suka dianggap pelayan biasa! Pemilik café tempat kubekerja adalah seorang pemuda yang berasal dari Inggris yang berambut pirang, wajahnya juga tampan, tapi menurutku sih lebih tampan kakaknya dibanding dia…

Hari itu juga aku harus segera bersiap-siap bekerja ke café, bayarannya sih tidak seberapa, tapi kalau kita bekerja dengan keras, maka akan diberi bonus. Segeralah aku mandi, ganti baju, dan langsung pergi ke café. Sesampainya di sana…

“Selamat pagi, Ichi-chan!”, sapa si pemilik café itu dengan senyumannya yang ramah.

“Selamat pagi, Elraid! Mana yang lain?”

“Entahlah, mereka belum datang jam segini…”

“Aku terlalu pagi ya? Ya sudahlah, aku bantu persiapan buka ya!”, segeralah aku menaruh tas di loker dan segera membantu Elfraid, sang pemilik café membantu bersih-bersih dan semacamnya. Sudah pukul 8 pagi, tetapi tetap saja yang lain belum datang. Apa mereka bangun kesiangan missal ya? Ah, nggak mungkin. Terjebak macet juga bisa!

“Apa mereka tidak datang ya…?”, tanya Elfraid kepadaku yang saat itu sedang melihat-lihat jalanan dari kaca café. “Apa?! Mana mungkin! Ini bukan hari libur kan?!”, jawabku dengan nada kesal. Lalu Elfraid mengambil kursi dan duduk di kursi itu bersebelahan denganku. “Oh, iya… Kakakku akan kembali ke Inggris dalam waktu dekat ini, kau sudah tahu?”. Mendengar kata-kata Elfraid barusan membuatku terkejut. Kenapa dia tidak bilang kepadaku sebelumnya? Lalu Elfraid menghela nafas dan berkata, “Pasti kakak tidak bicara padamu, karena takut kamu melarang atau bagaimana…”. “Eh? Aku nggak bakal melarangnya kembali kok! Tapi…”, aku menunduk sedih mendengar berita itu. “Katanya, dia akan tinggal di sana selama 1 tahun.”, kata Elfraid. Apa? 1 tahun? Lama sekali!

“Aku tahu kamu menyukai kakakku, tapi ya terpaksa juga kakakku harus meninggalkanmu karena ada urusan penting… Maaf ya, Ichi-chan!”, kata Elfraid sambil tersenyum ke arahku. Ya, perkataan Elfraid benar, aku sangat menyukai kakaknya dan kakaknya juga menyukaiku. Itu sejak kami lulus SMA, kami saling tertarik satu sama lain. Tapi kenapa dia harus meninggalkanku tanpa bilang-bilang? Jahat sekali…

Tiba-tiba pintu terbuka dan masuklah seorang pemuda berambut perak, memakai jaket bulu, dan bermata hijau emerald. Ia memandang Elfraid dan aku yang sedang melihat ke luar. “Aku datang…”, katanya dengan suara berat. “Ah! Kakak! Selamat datang!”, Elfraid menyahutnya dengan senyuman yang menjadi ciri khasnya. Aku hanya memandang lelaki itu dengan kesal lalu mendekatinya. “Kenapa kamu nggak mau cerita kamu bakal ke Inggris? Kau mau meninggalkanku dengan cara seperti itu? Sadis sekali…”, kataku dengan kesal. “… Kau tahu dari siapa?”, tanya laki-laki itu. “Siapa lagi kalau bukan dari adikmu! Adik kembarmu! Sadis sekali kau…”, jawabku masih dengan nada kesal. “Maaf…”

“Nada maafmu kutolak! Sepertinya kau tidak ikhlas bilang maaf…”

“Apa maksudmu?”

“Ya begitulah!”

“Kau menyebalkan… Ichi…”

Kami memang sering bertengkar karena hal sepele saja, aku benci sifatnya kepadaku, dingin sekali… Walaupun dia selalu berkata dengan dingin, tapi aku tetap menyukainya, itulah cirri khasnya. “Kakak! Ichi-chan! Sudahlah… Sepertinya aku harus menutup café ini, kalian cepatlah pulang!”, kata Elfraid lalu buru-buru menutup café itu. Aku dan lelaki dingin yang bernama Seirryon itu keluar dari café. Aku menatap wajah Seirryon. Wajahnya memang keren dan pandangannya dingin sekali… Tapi aku bingung di satu hal, yaitu rambut. Bagaimana Elfraid dan Seirryon yang ternyata kembar itu bisa beda rambut? Mungkin karena Seirryon tidak terlalu suka rambut pirang aslinya, di cat mungkin… Ah, tapi entahlah, itu maish sebuah misteri (?).

“Apa lihat-lihat?”

“Ah, enggak, aku hanya berpikir, kalian dilahirkan kembar, tapi kenapa beda warna rambut?”

“Kenapa memangnya? Protes?”

Ukh… Itulah jawaban yang terlontar dari mulutnya, jawaban yang ketus sekali. Lalu tiba-tiba Elfraid muncul dari belajang dan mengagetkanku dan Seirryon sambil berkata, “Ayo jalan-jalan! Jarang-jarang nih!”. Jalan-jalan?! Waaahhhh asyik sekali! Lalu aku menyetujuinya dan akhirnya kami jalan-jalan. Sebenarnya Seirryon tidak mau ikut, tapi karena paksaan adik kembarnya, ya sudah. Kami jalan-jalan ke sebuah taman. Lalu kami duduk-duduk di air mancur taman. “Ah, aku beli makanan dulu ya!”, kata Elfraid lalu pergi meninggalkan kami berdua. Suasana berubah menjadi sepi. Hanya ada aku dan Seirryon di air mancur itu. Aku harus bicara apa ya? “Ichi… Sebenarnya, aku tidak rela meninggalkanmu, tapi ini urusan keluarga, jaid aku tidak bisa membawamu ke sana.”, kata Seirryon yang tiba-tiba berbicara kepadaku. “Oh, nggak apa-apa kok, kita masih bisa telpon kan?”, tanyaku sambil memandang wajah Seirryon yang selalu berekspresi sama itu. “Entahlah, aku tidak tahu…”, jawabnya sambil menunduk. Aku bingung, jarang-jarang sekali Seirryon seperti itu. Apa mungkin dia tidak tega? Entahlah… Beberapa saat kemudian, datangnya Elfraid sambil membawa 1 mangkuk berisi 9 takoyaki yang diparuti keju dan diberi susu. “Maaf lama ya!”, katanya dengan kegirangan lalu mengajak kami makan bersama. Kami pergi lama sekali sampai-sampai matahari mulai tenggelam. Kami pun mengunjungi sebuah pantai dan menikmati sunset. “Ah, indah sekali ya! Jarang-jarang kita bisa seperti ini! Ini terakhir kita bertiga menikmati sunset, karena kakak akan pergi besok.. Ups!”

“Elfraid!”

“Eh? Besok?!”, aku terkejut mendengar perkataan Elfraid yang tidak sengaja dia ucapkan. Lalu aku melirik ke arah Seirryon, tampangnya menunjukkan tampang kesal dengan adiknya yang keceplosan bicara itu. “M-maaf kak! Aku nggak sengaja! Sungguh!”, kata Elfraid ketakutan melihat ekspresi kakaknya itu. “Iyon… Kukira lusa kau akan pergi, ternyata…”, “Maaf Ichi…”. Aku tahu maksud ekspresinya di taman tadi siang, dia benar-benar telah melakukan kesalahan. Ah, matahari sudah tergantikan oleh bulan, sekarang saatnya pulang.

“Aku janji, ketika aku pulang dari Inggris, aku akan menikahimu…”

Lagi-lagi aku bermimpi yang sama tentang Seirryon. Dengan cepat aku bangun dan melirik handphone yang ada di meja sebelah kasurku. Ada sms dari Elfraid!

‘Ichi! Kakakku sudah tidak ada di rumah lagi, aku tidak tahu kenapa dia pergi ke bandara secepat ini, katanya dia akan terbang ke Inggris pukul 10.00 pagi, tapi dari sekarang dia sudah tidak ada di rumah! Tolong kamu cek ke bandara ya! Aku tidak bisa pergi sekarang, ada urusan penting!’

Apa?! Dengan segera aku mandi dang anti baju, lalu pergi menuju bandara. Di bandara, aku mencari-cari Seirryon di sekitar tempat check in. Aku mengira Seirryon telah berbohong mengenai jadwal penerbangannya, lalu dia sudah pergi ke Inggris. Tapi ketika aku melihat jadwal penerbangan. Pesawat X terbang jam 10.00 pagi ke Inggris. Ternyata dia tidak berbohong tapi, ke mana dia pergi?! Aku terus menunggu Seirryon hingga datang. Menunggu sambil duduk di dekat sebuah pillar. Ke mana Seirryon? Aku hamper tertidur saat itu, lalu tiba-tiba, dihadapanku, muncullah Seirryon sambil membawa kopernya. “Sei-kun!!! Kamu..”

“Kenapa kau di sini? Pantas saja aku mengunjungi rumahmu tidak ada orang…”

“Eh? Kau mengunjungi rumahku?”

“Iya, tadi pagi-pagi aku pergi dari rumah untuk mengunjungimu.”

Ternyata, kukira Seirryon pergi ke mana, ternyata ke rumahku, tapi kan pagi tadi aku pergi ke bandara langsung. “Aku… Pamit.”, kata Seirryon kepadaku. “Sei… I-iya…”, aku tidak bisa menahan air mata yang sudah mengalir di pipiku. Sambil melihat Seirryon pergi ke tempat check in, aku menangis. Kenapa aku menangis? Nggak perlu! 1 tahun lagi akan kembali kok! Iya! 1 tahun lagi. Setelah Seirryon masuk, aku pergi untuk kembali pulang, tapi tiba-tiba.

“Aku janji… Ketika aku pulang dari Inggris, aku akan menikahimu…”, kata Seirryon sambil memelukku dengan erat. Lagi-lagi aku menangis, apa-apaan sih… Tapi, baiklah, aku terima…

1 tahun sudah berlalu, aku terus menunggu Seirryon datang ke café tempat kerjaku. Kali ini semua pegawai datang dan mulai bekerja dengan baik. “Ichi-chan, tidak baik bengong begitu di depan kaca.”, kata Elfraid mengagetkanku. Aku hanya tertawa saat itu. Saat café hendak tutup, tiba-tiba…

“Tunggu… Aku pesan!”

“Pesan a… Seirryon?!”

“Aku pesan seorang gadis yang menjadi pegawai di café ini, dan dia bernama… Ichi… Karena setahun lalu aku sudah berjanji kepadanya, bahwa aku akan menikahinya…”, kata Seirryon sambil tersenyum kecil ke arahku.


Ini adalah cerita lepas keduaku, lebih abal memang dari yang pertama. Tapi ya, tak apalah, dan mohon maaf jika ada kesalahan ketik atau semacamnya,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar