Yo, minna-san~ Ogenki desu ka?
Okesip, kali ini mau share story buatanku :v Karena tahun baru, aku bikin 2 karakter baru, cewek sama cowok sih, tapi yang ada di cerita ini baru yang cowoknya. Ceweknya kapan-kapan aja ya (?) Namanya adalah... Silahkan dilihat~ douzo!
Seumur hidup, baru sekali ini memiliki teman
yang benar-benar bodoh.
Dia hanyalah orang bodoh yang tidak mau kalah
dariku.
Orang bodoh yang bersikap sok pintar.
Benar-benar orang bodoh.
Tapi…
Dibalik itu semua, ia bukanlah orang main-main.
Ia berani, menantang apapun yang dihadapinya.
Bagaikan elang yang tak perlu pikir panjang
menerkam mangsanya.
“Adler”
“Kali ini panahku tidak
akan melesat begitu saja!”
Terdiam melihat temannya
yang bodoh itu bersemangat.
“Kau harus lihat aku baik-baik,
Sei-chan! Aku akan lulus ujian dan mengejarmu segera!”
Masih terdiam mendengar
ucapan temannya yang bodoh itu.
Ia maju membawa busur
dan anak panahnya yang sudah ia persiapkan jauh hari. Menghadapi salah satu
murid kelas sihir. Dengan gayanya yang sok-sokan ia melangkah maju dengan lebar
menempatkan diri di lapangan, mempersiapkan posisi senyaman mungkin untuk
melakukan hal-hal gila dengan panahnya.
“Sei-chan! Lihat
baik-baik ya! Aku akan menggunakan teknik terbaruku!”
Mungkin orang yang ia
panggil Sei-chan akan berkata “bodoh” dari dalam hatinya yang paling dalam.
Karena memang anak itu sudah gila, biarkan saja.
Bel tanda ujian dimulai
pun berbunyi, seorang yang di sana, si lawan dari kelas sihir memulai
mengucapkan mantra-mantranya dengan tegas.
“Aku memanggil cahaya
surgawi!”
“Terlalu lamban!”
Dengan cepat si bodoh
melesatkan panah-panahnya.
BUM! BUM! BUM!
Ternyata itu panah asap.
Langsung saja si bodoh itu maju beberapa langkah dan mengatur posisinya. Ia
melakukan salto berkali-kali sambil melesatkan panahnya dengan gesit.
Benar-benar gila. Si lawan untungnya menggunakan mantra pelindung. Jika tidak,
mungkin dia sudah terkena panah banyak sekali. Karena panah si bodoh selalu
tepat. Si bodoh yang satu ini, selalu menggunakan matanya dengan baik, selain
itu juga ia mengandalkan kecepatan dan perhitungan, walau terkadang ia sering
gagal melakukannya karena tergelincir atau hal-hal sial lainnya.
Kini giliran si lawan
yang beraksi dengan mantra-mantra lainnya. Ia terus menyerang dengan brutal si
bodoh yang sekarang mulai melangkah mundur, masih dengan salto-saltonya yang
menyebalkan itu.
“Roh api memanggil!!”
“Tidak akan kubiarkan!
Dark Flare Shoot!”
BUM! BUM! BUM! Karena
gerakan lawan terlalu lamban, ia berhasil menyerang lawan. Tapi ya, karena si lawan
tidak bodoh, ia masih bisa melanjutkan mantranya dan mengeluarkan bola-bola
api. BUM! BUM! BUM! Si bodoh yang hanya bisa salto-salto sambil melesatkan
panahnya itu tidak bisa berkutik dan terpental keluar lapangan.
Lagi-lagi ia tidak lulus
melawan kelas sihir…
Lamiere Adler, 17 tahun,
murid kelas jarak jauh di Akademi Sanctuary di kota Sanctus, ibukota Kerajaan
Sanctuary, belum bisa move on dari
ujian tingkat 4, entah kenapa bisa berteman dengan murid ranking 1 se-Akademi
Sanctuary, Seirryon Lutheim, 17 tahun, murid kelas sihir. Awal pertemuan, huh?
Kalian ingin tahu awal pertemuannya? Baiklah, baiklah! Biar kubuat kalian puas
dengan awal pertemuan mereka!
Hasil ujian pertama
sudah dibagikan dan si bodoh Lamiere mendapatkan dirinya berada di ranking akhir,
benar-benar paling akhir. Kesal? Tentu saja ia kesal! Pelampiasan kekesalannya
adalah dengan melakukan tidur siang di atap akademi.
Saat itu juga, ia terus
kepikiran soal hasil ujiannya yang benar-benar tidak bisa move on dari tingkat 4. Saat itulah ia bertemu dengan si tingkat 1
dan rankingnya pun juga 1 di akademi.
“Apakah aku sebodoh ini?
Masa’ iya tingkatku nggak naik-naik?!”
Ia berbicara dengan
langit biru yang dipandangnya.
“Kenapa aku nggak bisa
melawan kelas sihir sih?! Aaargh…! Merepotkan!”
Mungkin sekarang langit
sedang tertawa senang seakan-akan mengejek Lamiere seperti ini: ‘Salahmu
menjadi orang bodoh! Hahahaha! Move on
dong, move on!’
Tap! Tap!
“….”
Angin bertiup
sepoi-sepoi siang itu, benar-benar mendukung untuk tidur.
Rambut hitam panjang
Lamiere berkibar perlahan, mata biru lautnya hampir saja terpejam sesaat,
benar-benar mendukung untuk tidur. Tapi semua itu buyar ketika ia melihat
seorang laki-laki seumuran dengannya mendatanginya. Seseorang yang belum pernah
ia lihat sebelumnya, rambut peraknya berkibar perlahan, matanya hijau emerald
yang benar-benar memberi kesan wah dan elegan, raut wajahnya yang cuek terlihat
jelas.
“Ah, hai. Aku belum
pernah bertemu denganmu sebelumnya?”
Lamiere bangkit dari
posisi tidurnya. Mata biru lautnya bertemu dengan mata hijau elegan itu. Hening
sejenak, saling bertatapan.
“Lamiere Adler, kelas
jarak jauh, kamu?”
Orang itu terdiam
sejenak.
“Seirryon… Lutheim…
Kelas si---”
“EH?! WHAT?! Jadi kamu yang dapat ranking 1 di
ujian?! EH, WOW! WOW! KEREN!!”
Apa-apaan dengan
gayanya. Yah, mohon dimaklumi, namanya juga si bodoh yang tidak bisa move on, bukan karena setia, tapi karena
dia bodoh. Orang yang bernama Seirryon Lutheim itu tidak bisa berkata apa-apa
melihat reaksi lebay nan alay anak jaman sekarang. Ia hanya sedikit syok dengan
reaksi Lamiere.
“Hahaha! Akhirnya aku
bisa bertemu dengan si ranking 1! Mulai saat ini kita berteman ya? Lalu kamu
harus mengajariku bagaimana caranya naik tingkat! Habisnya aku dapat ranking
paling akhir sih… Aku ingin bisa naik tingkat! Jadi, kamu harus mengajariku,
oke?”
Anak ini, bisa dibilang sok mutusi, alias tiba-tiba saja
memutuskan sesuatu tanpa adanya persetujuan dari yang bersangkutan. Lagi-lagi
Seirryon tidak dapat berkutik. Kali ini syoknya 2x lipat dari yang pertama. Dari
ekspresi Seirryon, ia berasa ingin cepat-cepat membunuh Lamiere dan segera
melupakan apa yang terjadi hari ini.
“Kumohon, Sei-chan!”
Syoknya bertambah lagi
karena embel-embel ‘chan’ yang Lamiere berikan. Karena tak kuasa lagi menahan
syoknya yang makin kesini makin bertambah, ia langsung mengutarakan perasaannya
pada Lamiere.
“Untuk apa aku membantu
orang bodoh sepertimu? Dasar tidak berguna. Enyahlah.”
JLEB!
Kali ini Lamiere yang
syok. Bukan hanya 2x lipat, 1000x lipat tingkat syok yang dideritanya. Memang
kalimat itu sangat menusuk. Bayangkan saja ketika kamu meminta bantuan orang
lain, lalu orang lain itu menolak dengan berbicara senada dengan Seirryon? Piye perasaanmu?? RENUNGKAAAAN!!
“A-aduh, jangan jahat
seperti itu dong, Sei-chan?”
“Jangan panggil aku
Sei-chan, bodoh!”
“E-etto… Maaf, deh! Maaf! Kumohon bombing aku menuju jalan yang
benar!”
“Memangnya aku siapamu?
Sudahlah.”
Seirryon berlalu
meninggalkan Lamiere yang sudah berlinang air mata ala pola aliran sungai.
Mungkin itu sudah lebih dari 1000x lipat baginya.
Selama itu pun, setiap
kali Lamiere mengunjungi tempat Seirryon berada. Lamiere pikir Seirryon akan
merasa risih karena ia mengganggu hari-harinya terus. Tapi memang benar sih,
lama kelamaan dimintai bantuan dengan tangisan pola aliran sungai membuat
Seirryon luluh hatinya, cielah… Bisa aja lu!
“Selesai pelajaran,
temui aku di atap. Tempat pertama kita bertemu.”
“OKE SIAP! Sei-chan
D-A-I-S-U-K-I!!”
“…..!!”
Jadi Seirryon itu susah,
dia disukai sama laki-laki…
***
Menjalani latihan rutin,
lama kelamaan Lamiere bertambah seterong, eh salah, strong maksudku. Akhirnya ia bisa melaksanakan ujian dengan baik,
kini ia mencapai tingkat 3 menuju 2.
Karena waktunya memang
lama, musim dingin pun tiba. Saat-saat paling mengasyikkan untuk bermain lempar
bola salju, membuat boneka salju, menjilat salju, oh kalau soal menjilat salju,
tidak perlu kalian lakukan.
“Uwaah~ Kau keren
sekali, Sei-chan! Bisa membantuku sampai ke tahap ini!”
“Setidaknya aku
membuatmu naik peringkat. Itu saja.”
“Yup! Peringkat 49, itu
sudah lumayan bagiku, terima kasih, lho? Itu sudah membuatku semakin
bersemangat!”
“….”
Salju perlahan mulai
turun.
“Hei, apakah sekarang kau
mau membantuku lagi? Sampai aku bisa mengalahkanmu dan menjadi nomor satu di
Sanctus!”
“….”
“Kalau tidak bisa sih,
tidak apa-apa! Aku akan lebih berusaha lagi walau tanpa bantuanmu! Tenang saja,
aku pasti bisa!”
“….”
“Heh? Kenapa kamu diam
sa---“
BRUK!
“EH?!”
Sesuatu terjadi, kini ia
melihat Seirryon yang semula berdiri gagah, harus tergeletak tiba-tiba. Itu
membuat Lamiere panik.
“Oy! Oy! Sei-chan? Kamu
kenapa? OY!!”
Tidak ada jawaban sama
sekali. Benar-benar pingsan.
Dengan cepat ia membawa
Seirryon ke ruang kesehatan.
“Kamu kenapa sih? Harus
pingsan segala!”
***
Wajahnya berubah
drastis, yang semula cuek kini benar-benar pucat. Ia terbaring lemah di ruang
kesehatan ditemani oleh Lamiere. Terlihat wajah Lamiere masih menunjukkan rasa
paniknya. Ia masih bertanya-tanya mengapa tiba-tiba dia pingsan tanpa ada
keluhan sebelumnya. Selagi berpikir, tiba-tiba pintu ruang kesehatan terbuka
dengan keras. BRAK! Seorang laki-laki berambut pirang bermata biru gelap
terlihat terengah-engah di depan pintu. Ia memandang Seirryon yang masih belum
sadarkan diri lalu mendatanginya dengan panik luar biasa.
“Kak?! Kak?! Kau bisa
dengar suaraku??”
“Anu… Dia pingsan saat
berada di atap akademi tadi, dia tadi sedang berbincang denganku, lalu
tiba-tiba saja…”
Laki-laki pirang itu
melihat Lamiere dengan tajam.
“Kau benar-benar tidak
tahu ya…?”
“Eh? Ah? Apa?”
“Sebelumnya,
perkenalkan, aku adiknya, Elfraid Lutheim, kelas jarak dekat. Kakakku ini, dari
kecil ia tidak tahan dengan cuaca dingin, kalau sekarang sedang bersalju, tidak
seharusnya dia berada di luar. Selain itu juga, kakakku memiliki jantung yang
lemah…”
Lamiere membuka mulutnya
seakan tidak percaya. Kemudian melirik Seirryon yang masih belum sadarkan diri.
Tidak disangka juga, orang paling hebat
ini, ternyata…
“Hnn…?”
“Ah, Sei-chan! Kau sudah
sadar rupanya! Jangan membuatku panik begini dong!”
“Kak, kamu tidak
apa-apa? Kalau tidak kuat, biar aku mengantarmu pulang.”
“…. Maaf merepotkan
kalian…”
Seirryon segera bangkit
dari tempat tidur.
“Mau kemana, kak? Kakak
masih belum pulih! Istirahat saja du---“
“Berisik, aku ada janji
dengan bocah itu.”
Menunjuk ke arah
Lamiere. Lamiere kebingungan, tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Ia melihat
Seirryon yang masih saja menunjuk dirinya. Wajahnya masih pucat, nafasnya
terengah-engah, tubuhnya berkringat dingin, tangan kirinya mengepal di dada,
seperti menahan rasa sakit yang ia derita. Dengan tersenyum, Lamiere
membatalkan perjanjiannya.
“Sekarang tidak usah
dulu, kamu belum sehat betul, aku akan latihan sendiri hari ini. Tenang saja,
aku akan berusaha lebih lagi! Cepat sembuh ya, Sei-chan? Oh, ya, El-kun, jaga
kakakmu baik-baik! Sampai jumpa~!”
Berlalu sambil
melambaikan tangannya.
***
BRUK!
Kini bisa kita lihat…
Eh, kalian nggak bisa lihat, ya? Iyasih, ini bukan novel yang ada gambarnya,
ataupun cerpen yang ada gambarnya, isinya membosankan ya? Kapan-kapan saja
kubuat yang bergambar. OKE! Kembali ke cerita! Sudah dua minggu Seirryon tidak
masuk kelas karena penyakitnya itu. Lamiere harus berlatih sendirian di tengah
salju yang turun dengan lembutnya.
“AHCHOO---!!”
Gara-gara bersin,
panahnya melesat tidak tepat sasaran.
“Sekali lagi…. A… AH… AHCHOO!!”
Tidak tepat sasaran
lagi.
“Tidak akan kubiarkan---
AHCHOOOO!!!”
Ini anak agak bodoh
juga, sudah tahu bersin ya berhenti dulu kali manahnya, kenapa harus lanjut?
Oh, aku lupa. Dia itu bodoh…
Akhirnya, dia berhenti
juga. Langsung saja duduk di dekat api unggun yang ia buat. Aku lupa mengatakan
sesuatu. Ini bukan di atap akademi, dia sedang di halaman akademi. Duduk
menatap kobaran api merah. Sudah dua minggu ini Seirryon tidak hadir, terakhir
bertemu pun dia merasa bersalah karena tidak menepati janjinya. Lamiere terdiam
sambil memikirkan si ranking 1 itu. Saking gelisahnya, ia memutuskan untuk
mengunjungi rumah Seirryon.
***
“Ah, Lamiere-san, ya?
Ada perlu apa?”
“Yo, El-kun! Bagaimana
kondisi kakakmu tercinta?”
“E-eh… Dia sudah lumayan
membaik. Maaf ya tidak bisa mendampingimu latihan?”
“Ooh~ No problem,
El-kun! Sekarang aku ingin menemuinya!”
Diantarnya Lamiere
menuju kamar Seirryon.
TOK TOK!
“Kak, aku masuk membawa
Lamiere ya?”
CKRIEET~ (ceritanya ini
suara pintu ya, bodo’ amat deh nggak persis suaranya!)
Dilihatnya sedang
membaca sebuah buku. Anak ranking 1 memang berbeda. Sakit masih suka baca buku yang
menambah ilmu, penulisnya aja nggak bisa begini, kalau baca ya baca komik,
dong! Silahkan injak penulis cerita ini…
“Whoaa~ Anak ranking 1
benar-benar berbeda!”
“…Maaf tidak
mendampingimu, bagaimana latihanmu?”
Lamiere mendekat.
“Yaah~ lancar-lancar
saja sih, hanya saja sekarang ini aku jadi tukang bersin!”
“Bodoh… Jangan
memaksakan dirimu…”
“Heheh… Kau juga,
Sei-chan! Jangan memaksakan dirimu untuk membimbingku kalau penyakit mengerikan
itu kambuh, bilang saja padaku!”
Seirryon tersenyum
kecil. AKHIRNYA SAUDARA-SAUDARA, DIA BISA TERSENYUM! Walaupun hanya senyum
imut. Oh, mari, abaikan isi hati penulis barusan.
Orang
bodoh ini…
Heh…
Kenapa aku ditakdirkan untuk bertemu dengan orang ini…?
Orang
bodoh yang bersemangat mengalahkanku?
Heh…
Heheh…
Tidak terasa juga, ujian
kenaikan tingkat diselenggarakan. Kini Lamiere siap untuk mengikuti ujian.
Dengan berbangga diri, ia memasuki lapangan dan menoleh ke arah Seirryon yang
menjadi penonton saat itu. Ia tersenyum optimis kepada Seirryon, lalu
mempersiapkan busur dan panahnya.
Tidak disangka-sangka,
Lamiere berhasil menduduki peringkat 10 besar dalam ujian! Ini berkat berlatih
bersama Seirryon. Sudah saatnya dia move
on dari tingkat 4!
“Lamiere Adler, tingkat
2, kelas jarak jauh. Lawanmu kali ini adalah…”
TAP… TAP…
“Ini yang kamu tunggu,
‘kan?”
Lamiere tersenyum lebar
dan auranya semakin membara. Ia melihat seseorang yang sudah lama ingin ia
kalahkan, seseorang yang menjadi teman berlatihnya, seseorang yang lemah tapi
sebenarnya kuat, orang nomor satu di Sanctus.
“Yap! Sudah kunantikan
sejak lama…”
Bagaikan
elang…
Ia
bagaikan elang yang siap memburu mangsanya…
Akulah
mangsamu yang berikutnya…
Kalahkan
aku…
Dengan
aura elangmu.
Lamiere
Adler!!
“Wahai serigala yang
kesepian…”
Ya, dia adalah…
“BERSIAPLAH
MENGHADAPIKU, LAMIERE ADLER!!”
Seirryon Lutheim.
Bagaimana? Ini agak ngaco juga sih, campur aduk gitu lol! Maaf kalau ada kesalahan ketik ya~ karakter barunya udah tau siapa kan? Dia kugambarkan sebagai pemanah, ini semua terinspirasi dari Zhu Ran Dynasty Warriors 8 XL. Gara-gara liat dia salto-salto sambil main panah, kepikiran buat bikin chara yang kayak begitu juga. Hohoho~ Sekali-sekali bikin yang pake panah, jangan pedang atau sihir melulu :3
Oke, terima kasih sudah lihat ya~ HAPPY NEW YEAR~!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar