Genre : Romance, Fantasy
Rated : T
Sinopsis:
Menjadi pemimpin dari Dragon Cavalier tidaklah mudah, semua harus ditentukan
oleh ranking tertinggi saat mengikuti tes. Gerard Lutheim, ranking pertama
akhirnya menjadi pemimpin dari Dragon Cavalier bersamaan dengan seorang gadis
misterius yang akan menjadi asistennya selam bekerja di sana.
---
“Aku tidak percaya usahamu bisa
sesukses itu!”
“Yep! Kami pikir kamu akan gagal
dari kami, nyatanya, sukses besar ya, bro!”
“Kalian terlalu merendahkanku ya...”
Setelah penerimaan hasil tes, aku,
Gerard Lutheim, berhasil menduduki peringkat pertama dalam tes dan diangkat
menjadi pemimpin dari Dragon Cavalier, organisasi pelindung negara. Awalnya aku
tidak percaya, karena aku dikenal sebagai orang pemalas sebelum tes dimulai.
Tidak apa-apa, mungkin ini keberuntunganku.
“Oh, ya, Ger! Kamu enak banget
coba!”
“Apanya enak banget....?”
“Pemimpin baru, asisten baru! Sudah
lihat asistenmu belum?”
Aku tidak begitu peduli seganteng
atau secantik apakah asistenku nanti, yang penting dia bisa membantu tugas
negara dan tidak akn berkhianat. Berkhianat kepada Dragon Cavalier berarti
mengkhianati negara.
“Cantik badai! Orangnya kalem, murah
senyum, benar-benar bidadari!”
“Eric, kamu ini ngomong apa, sih.
Sudah! Aku harus menemui ketua.”
“DIJAMIN! NGGAK NYESEL DEH, GER!”
Selalu saja, yang dipikirkan si Eric
itu, gadis manislah, apalah, bukan saatnya memikirkan itu. Aku menaiki tangga
menuju ruangan ketua organisasi.
“Permisi... Ah---“
Seorang gadis berambut lurus panjang
berwarna perak dengan mata hijau emerald sayu berada di depanku, persis di
depanku ketika aku membuka pintu. Siapa dia? Belum pernah aku melihat seseorang
seperti dia? Atau jangan-jangan Eric benar... Orang inilah...
“Ah, kau sudah datang, Lutheim!”
ketua menyapaku dari dalam ruangan, “Perkenalkan! Dia adalah asistenmu selama
bertugas menjadi pemimpin, dia yang akan membantumu menjalankan tugas,”
lanjutnya sambil tersenyum bangga.
“A-ano...”
“Sierra Francesta, saya mendapat
perintah dari ketua untuk menjadi asisten anda,” ucapnya dengan suara lembut
dan menundukkan kepala dengan sopan.
“Oh, ya! Dia belum begitu mengerti
soal organisasi ini, jadi tolong ajarkan dia ya?”
“Tapi, pak...”
“Saya harus pergi, ada urusan
penting dengan pemerintahan.”
“P-pak----“ BLAM!
Sepertinya kami berdua ditinggal
sendiri. Aku tidak tahu harus memulai dari mana. Sial, Eric benar. Wajah dan
senyumannya bagai bidadari, ah bukan! Bagai malaikat yang turun dari langit!
Lalu, aku harus bagaimana? Apa yang harus kulakukan? Kenapa jadi canggung
begini...?
“P-pak...” Sekarang dia memanggilku
bapak-bapak.
“HUWAAA AKU MASIH 20-AN! Panggil
saja Gerard!”
“O-oh, maafkan saya! Sekarang, apa
yang harus dilakukan?”
Biarkan aku berpikir! Apa yang harus
kulakukan sebagai pemimpin baru? Pesta? Bukan! Jangan lakukan! Ketua menyuruhku
untuk mengajarkannya sistem organisasi ini dan semua hal tentang organisasi,
jadi... Mungkin jalan-jalan keliling ya?
***
“Ini adalah pusat pelatihan Dragon
Cavalier. Perlu diketahui saja, Dragon Cavalier memiliki tiga jenis pasukan.
Sejauh ini yang paling menarik adalah Sky Dragon Cavalier, dimana kau bisa
menunggangi naga langit dan bertempur di udara,” jelasku kepada Sierra yang
daritadi menyimak perkataanku sambil menganggukkan kepalanya dan mencatat semua
yang kukatakan dengan jelas. Sebenarnya, tidak usah dicatat juga tidak apa-apa
sih.
“Menunggangi naga dan terbang di
angkasa? K-keren!”
“Kau ingin coba?”
“Eh? Tapi...”
“Begini-begini aku mantan Sky Dragon
Cavalier! Tidak apa-apa, akan kuawasi, kok!”
Hah? Apa yang kulakukan? Aku
memandangi Sierra yang entah sedang bingung ingin melakukannya apa tidak.
Beberapa saat kemudian, ia menatapku dengan wajah percaya diri dan mengangguk
sambil tersenyum. UGH! Benar-benar, Eric memang benar!
Akhirnya aku mengawasinya saat
sedang mencoba menunggangi naga terbang. Ia berada di depanku dan aku tepat di
belakangnya sambil mengajarinya mengendalikan naga.
“Sudah siap, ‘kan?”
“Ya!”
“Oke... Siap...? MULAI!”
“WHOOAAA----!!”
Kami terbang mengelilingi gedung
organisasi Dragon Cavalier dengan perasaan yang menyenangkan. Entah itu tertawa
atau sebagainya. Baru sekali ini aku merasa menikmtinya, menunggangi Sky Dragon
dengan tertawa dan santai sembari mengajari Sierra. Sierra juga merasa senang,
terlihat dari ekspresi wajahnya. Beberapa lama kami memutari gedung pusat dan
akhirnya kembali ke tempat saat kami menaiki Sky Dragon.
“Asyik ‘kan?! Sudah kubilang!
Pekerjaan ini terlalu asyik!”
“Hebat! Terima kasih, Gerard-san!”
Mataku terbelalak lebar melihat
senyumannya yang benar-benar seperti malaikat. Oh, sekarang apalagi? Perkataan
Eric masih terngiang di kepalaku. Gadis ini... Mulutku agak gemetar dan badanku
menjadi agak lengah. Tak sadar aku terjatuh dihadapan Sierra. Sierra langsung
terkejut dan berusaha membantuku berdiri.
“Gerard-san?! Kau tidak apa-apa?!”
“O-oh! M-maaf! Aku... Baru kali ini
aku...” Mataku menatap wajahnya lagi. Wajah polos kebingungan, benar. Eric
benar. Aku benar-benar menyukainya sekarang. Aku tertawa kecil sambil menundukkan
kepalaku ke lantai. Sierra masih saja kebingungan. Ia terduduk di depanku
dengan wajah khawatir.
“Tidak apa-apa, Sierra. Aku hanya...
Baru kali ini aku menemukan sesuatu...”
“Sesuatu?”
“Ya. Sesuatu yang selalu membuatku
merasa nyaman dan berbeda. Bukan sesuatu lagi, tapi seseorang. Seorang
malaikat, yang hadir di hadapanku, sekarang.” Mata Sierra terbelalak, ia
terkejut mendengar perkataanku. Tapi perkataanku semuanya benar. Aku merasa
berbeda, aku bisa merasa santai saat bersama dengannya.
“Gerard-san...”
“Hmm?”
“Kalau begitu... Kalau aku bukan
manusia? Apakah kau akan mengatakan itu sekali lagi?” pertanyaan Sierra
membuatku bingung sekarang. Apa maksudnya bukan manusia?
“B-begini,” lanjut Sierra, “kalau
aku adalah monster mengerikan, apakah Gerard-san akan mengatakannya lagi?”
Suasana menjadi hening sejenak.
Sekali lagi aku menatapnya dan berkata dalam benakku, ‘siapapun dirimu, aku tidak peduli’.
***
“NASIBMU BERUNTUNG SEKALI, GER!”
“Apa?! Akhirnya kamu bisa dapat
cewek secantik Sierra?!”
“Hehh! Jangan keras-keras dasar
kalian idiot! Berterima kasihlah kepada Eric!”
Semua mata teman-temanku memandang
si kacamata Eric. Eric kebingungan sambil tersenyum ke arahku dan
bertanya-tanya, “Memangnya aku ngapain, Ger?”
Akhirnya kami memutuskan untuk
memulainya bersama, kami sering terlihat berdua kemanapun dan dimanapun. Kata
kebanyakan orang sih, kami terlihat sangat cocok dan terlihat selalu bahagia.
Bahkan ada-ada saja kata kebanyakan orang, segeralah menikahinya! Tapi aku
tidak mau terlalu cepat seperti itu! Kalau ada apa-apa bagaimana? Sedang asyik
mengobrol di kantin, tiba-tiba ada sebuah peringatan. Segera aku bergegas
menuju ruanganku. Terlihat Sierra dengan wajah cemas.
“Penyerangan datang! Seekor monster
tidak teridentifikasi datang ke arah sini!”
“Segera atur penyerangan! Kerahkan
juga Sky Dragon Cavalier!”
Semuanya sibuk mengatur penyerangan.
Kenapa tiba-tiba sekali ada monster yang datang ke sini? Apakah barrier kota
sudah hancur? Sierra langsung mendekatiku dengan wajah cemas dan menatapku.
“Mereka... mencariku,” ucapnya
setengah berbisik.
“Hah? Mencarimu? Mencarimu
bagaimana?” tanyaku bingung.
“Kami sudah mengatur penyerangan!
Semuanya sudah siap!”
“Izinkan aku ikut!”
Aku terkejut mendengar pernyataan
Sierra. Kenapa dia tiba-tiba memilih ikut maju dalam penyerangan. Semuanya juga
kebingungan dan menatap ke arahku. Dengan cepat langsung mengambil keputusan.
“Kau mau mati apa?! Monster tidak
teridentifikasi seperti itu?!”
“Tapi dia mencariku!! Aku harus
berbuat sesuatu!” Semuanya hening mendengarnya. Apalagi ini? Untuk apa monster
mencurigakan itu mengincar Sierra? Yang jadi pertanyaanku sekarang adalah...
Siapa sebenarnya Sierra...? Tiba-tiba saja Sierra langsung pergi dari ruangan
dan menuju ke luar. Aku berusaha menghentikannya tetapi tidak bisa, niatnya
terlalu besar.
Sesampainya di luar gedung, langit
sangat gelap saat itu. Pasukan sudah bersiap berjaga di pos masing-masing. Langkahku
terhenti melihat Sierra, memandangi langit seperti itu.
“Sier---“
“Maaf, aku sudah menyembunyikan
semuanya darimu, mungkin sekaranglah yang terbaik untuk menunjukkannya padamu.
Aku pernah bertanya bukan? Kalau aku bukan manusia, apakah kau akan tetap
mengatakan hal itu kepadaku. Aku takut. Aku takut kau tidak akan mengatakannya
lagi...”
Aku terdiam dan berjalan mendekati
Sierra dan terus bertanya-tanya, “tunjukkan padaku. Siapa sebenarnya kamu?”
Sierra berbalik arah dengan wajah sedih. Ia menengadahkan kepalanya ke arah
langit yang benar-benar gelap itu, “monster itu adalah Fenrir. Ia mencariku,
karena aku...” FLAP!
Aku terkejut. Dua buah sayap
malaikat muncul di belakang punggung Sierra. Kemudian pakaian Dragon Cavalier
miliknya juga berubah menjadi armor besi dengan bulu-bulu putih menghiasinya.
Ia membuka matanya, bola matanya yang semula hijau emerald, kini berubah
menjadi merah darah. Aku mundur beberapa langkah karena terkejut. Siapa dia?
Siapa sebenarnya dia?!
“Aku... Bukan manusia.”
Sebuah lingkaran merah terbentuk di
tanah dan mengeluarkan cahaya putih. Bulu-bulu sayapnya bertebaran kemana-mana.
Sierra langsung mengangkat tangannya ke arah monster mencurigakan yang semakin
lama semakin dekat itu. Sebuah lingkaran sihir keluar dari tangannya dan
muncullah sebuah tombak besar. Ia menggenggamnya kuat dan terbang ke langit.
Aku hanya bisa terdiam melihat aksinya yang benar-benar tidak disangka itu. Ia
langsung bersiap-siap meluncurkan tombak besarnya ke arah monster yang ia sebut
Fenrir.
“Diamlah dalam ketenangan! Zephyr’s
Hawk!!”
Tombaknya meluncur dan mengeluarkan
bara api yang berbentuk seperti phoenix dan mengenai monster aneh itu. Ledakan
yang dibuat tombak tadi sangat dahsyat dan membuat hembusan angin yang kuat.
Nyaris saja aku terpental.
Sierra turun dan kembali menjadi
semula lagi. Ia menatap ke arahku.
“Sekarang, kau tahu siapa aku. Aku
bukan manusia sepertimu, aku sama seperti Fenrir tadi. Maka dari itu, aku takut
kalau-kalau kau tidak menerimaku lagi,” ujarnya secara halus mendekatiku, “maka
dari itu, lebih baik, kita sudahi saja...”
“Siapa bilang aku tidak menerimamu!
Siapapun dirimu, aku tidak peduli. Mau kau adalah monster atau bukan, aku tidak
peduli. Sierra... Aku masih mempercayaimu. Walaupun kamu bukan manusia, aku
yakin. Hidup kita pasti akan bahagia,” jawabku dengan percaya diri. Tetapi
Sierra hanya menunduk sambil sedikit demi sedikit mengeluarkan air mata.
“Aku... Tidak yakin dengan
kata-katamu... Hidup bersama dengan monster...?”
“Kau bukan monster. Kau malaikat.
Aku pernah mendengarnya, ada seorang keturunan cahaya yang turun ke bumi untuk
membantu umat manusia menjaga kedamaian dunia. Ya, nenekku pernah bercerita
tentang itu. Itu, itu adalah kamu, ‘kan? Maka dari itu, aku yakin. Denganmu dan
kekuatanku yang hanya manusia biasa, mungkin akan bisa menghentikan semuanya.”
Sepertinya kata-kataku membuatnya
menangis. Secara refleks, kupeluk Sierra dengan kuat dan berbisik, “Sudah
kubilang. Siapapun dirimu, aku tidak peduli.” Lagi-lagi kata-kataku membuatnya
semakin menangis.
“Gerard-san...”
“Hmm? Apa?”
“A-aku janji, kita akan hidup
bahagia bersama dengan anak-anak kita. Aku akan berusaha untuk yang terbaik.
Terima kasih, Gerard-san...”
Semenjak itu, kami berdua hidup
bersama dan tidak bisa kupercaya, kami memiliki dua orang anak laki-laki yang
menambah kebahagiaan kami. Ya, kuharap, jika aku dan Sierra tidak ada, kuharap
mereka akan menggantikan tugas kami berdua. Ada yang menjadi seorang pemimpin
Dragon Cavalier dan seorang lagi seperti ibunya. Aku yakin akan hal itu.
---
Kyaaaaa~ YOSHYAAAA~~ Akhirnya aku posting cerita buatan sendiri lagi di blog ini.
Sudah berapa lama ya nggak posting beginian lagi? :") Yap, kali ini adalah cerita tentang Sierra Francesta (OC sendiri, ibunya Seirryon dan Elfraid Lutheim) dan Gerard Lutheim (OC sendiri, bapaknya Seirryon dan Elfraid Lutheim). Iseng sih sebenernya, karena cuaca juga lagi galau, makanya aku buat ini (?) #nggakgitu #nggakjugasih aku bikinnya ditemani lagu-lagu OST-nya Final Fantasy XIII-2 yang lagunya agak-agak galau gimana gitu (apalagi lagunya Yeul's Theme, sesuatu dengernya TT___TT sama Noel's Theme ~The Last Journey~ yang dinyanyiin sama KOKIA juga itu asldjaskldjklad sekali hiks #abaikan ) selain itu, aku ditemani sama lagunya AKB48 yang Sakura no Kini Narou #tambahnangis
<< *pasang tampang melasnya Hope*
Sudah berapa lama ya nggak posting beginian lagi? :") Yap, kali ini adalah cerita tentang Sierra Francesta (OC sendiri, ibunya Seirryon dan Elfraid Lutheim) dan Gerard Lutheim (OC sendiri, bapaknya Seirryon dan Elfraid Lutheim). Iseng sih sebenernya, karena cuaca juga lagi galau, makanya aku buat ini (?) #nggakgitu #nggakjugasih aku bikinnya ditemani lagu-lagu OST-nya Final Fantasy XIII-2 yang lagunya agak-agak galau gimana gitu (apalagi lagunya Yeul's Theme, sesuatu dengernya TT___TT sama Noel's Theme ~The Last Journey~ yang dinyanyiin sama KOKIA juga itu asldjaskldjklad sekali hiks #abaikan ) selain itu, aku ditemani sama lagunya AKB48 yang Sakura no Kini Narou #tambahnangis
<< *pasang tampang melasnya Hope*
Oke, sekian dulu deh. Selamat menikmati ya~ (>.<)/
NB: Maaf kalo ada typo ya~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar