“Rina! Bangun! Kerjaannya molor terus! Bangun, bangun! Udah waktunya masuk sekolah!” terdengar suara ibuku yang sedang berusaha membangunkanku dari tidur. Ya, hari ini hari yang tidak kuinginkan, libur 2 minggu lebih beberapa hari tidaklah cukup bagiku. Aku masih ingin libur! Biarkan aku tidur lagi, bu!
“Ya ampun... Ini anak kok nggak bangun-bangun pula?! Perlu ya ibu gebyurin kamu?!” teriak ibu yang dari tadi ngomen-ngomel padaku. “Ya ampun, bu... Kasih sehari aja bu, kurang liburannya!” kataku sambil mengusap mata. Ibu hanya geleng-geleng kepala dan menyuruhku untuk mandi lalu sarapan. Ampun deh, orang tua nggak bisa mengerti perasaan anaknya. Oh, iya! Aku lupa memperkenalkan diri, namaku Rina, tapi sering dipanggil Reina oleh teman-teman. Kenapa? Karena itu nickname-ku. Aku adalah J-Poper, mungkin kalian tidak mengerti... J-Poper itu yang menyukai lagu-lagu jepang. Ya, J-Pop mulai merosot dengan adanya K-Pop yang mendunia. Padahal aku berharap J-Pop yang berjaya. Sudahlah, mungkin sekarang waktunya K-Pop yang berjaya. Aku anak kelas 3 SMP yang hobi tidur, baca komik, mendengarkan musik, nonton film, dan macam-macam deh! Cita-citaku adalah bisa bertemu dengan idolaku di dunia J-Pop dan ingin sekali pergi ke Jepang.
“Reina! Reina! Ini aku, Farah!”
Ya ampun, selagi aku sarapan, Farah sudah mengunjungiku. Ya, Farah adalah teman sejak taman kanak-kanak, orang pertama yang menjadi sahabatku dan dia juga pecinta J-Pop, sama sepertiku. Hal-hal berbau Jepang, kami selalu nyambung! Aku buru-buru menghabiskan sarapan lalu segera berangkat ke sekolah. Dengan melihat Farah, aku menjadi semangat ke sekolah, karena aku sudah membayangkan bakal berbincang-bincang tentang apa dengan Farah. Kami berjalan menuju ke sekolah. Pagi-pagi saja, jalanan sudah macet. Aku bosan pemandangan ini, kenapa mereka mau memakai kendaraan yang menghasilkan polusi? Kenapa nggak naik sepeda aja? Kan lagi ada sepeda yang trend tuh, apa namanya? Oh iya, Pixie. Aku jadi ingat, dulu aku ingin sekali sepeda itu, tapi gara-gara nggak ada uang, ya sudah deh, nggak beli.
“Reina, kamu ngapain sih melamun gitu? Gimana liburanmu? Seru?”
“Eh? Eh? Maaf, aku terlalu kesal melihat jalanan macet! Liburanku asyik-asyik saja walaupun liburan di rumah! Kan bisa bebas main laptop sambil browsing lagu baru!” kataku sambil tertawa kencang. “Aku liburan kemarin ke Jepang lho!” He? Syok... AKU SYOK MENDENGARNYA! Enak ya jadi Farah, dia kan keluarga kaya, ayahnya bekerja di perusahaan di Jepang, perusahaan terkenal pula, gajinya besar, makanya kaya! Wah, kenapa dia nggak mengajakku saja ya? Daripada aku kaku kebosanan di rumah, memandang layar laptop saja kerjaanya!
“Ih, curang! Kamu nggak ngajak aku! Huh!” kataku kesal.
“Eh, ya maaf! Tapi santai aja, aku bawakan oleh-oleh kok!” jawab Farah sambil menunjukkan tas kecil berisi sesuatu di dalamnya. Walau nggak ke Jepang, masih ada oleh-oleh! Hehe, nggak apa-apa sih!
Aku mau deh seperti Farah, udah kaya, pinter, cantik pula! Mana dia kalau liburan sering ke Jepang mengunjungi ayahnya! Wah, aku jadi ingat saudaraku, dia mendapat beasiswa ke Jepang. Sungguh, kenapa aku nggak bisa? Pokoknya, aku akan berusaha, aku harus bisa ke Jepang dengan usaha sendiri! Setelah di jalan kami berbincang-bincang tentang Jepang, akhirnya kami sampai di sekolah. Di kelas sudah ramai dengan teman-teman kami. Dan Farah mulai membagi-bagikan oleh-oleh dari Jepang kepada teman-teman. Bel masuk pun berbunyi, kami segera duduk di kursi masing-masing. Pelajaran pertama, Bahasa Inggris. Huh, aku bosan dengan pelajaran ini! Sungguh! Apa gunanya Bahasa Inggris? Bahasa itu nggak terpakai jika aku pergi ke Jepang! Soalnya sebagian penduduk di sana nggak begitu lancar bicara Bahasa Inggris! Kalau Eropa atau Amerika atau negara apalah, itu baru terpakai!
Setelah sekian lama pelajaran berlangsung, akhirnya bel istirahat berbunyi juga. Aku mulai menghampiri Farah. “Far, oleh-olehku mana?” tanyaku kepada Farah yang sedang mencari sesuatu yang hilang. Farah memandangku dengan wajah sedih. “Ya ampun, aku lupa menaruhnya di mana... Bagaimana ini?! Padahal isinya single terbaru dari idolamu...” kata Farah panik. APA?! SINGLE TERBARU?! SYOK LAGI.... AKU SYOK LAGI! “Kok bisa hilang?! Tadi kamu taruh di mana?! Huwaaaaaaaahhh!!!” tanyaku sambil menggaruk kepalaku. Oh tidak, single original terbaru dari idolaku... MENGHILANG! Aduuuh apa yang harus aku lakukan?! Akhirnya kami memutuskan untuk mencari selama istirahat. Di laci kelas, nggak ada. Di tong sampah, nggak ada. Di halaman sekolah, jelas nggak ada! Kami mencari di tempat yang kami lewati tadi pagi. Aku mulai berpikir, apa jangan-jangan jatuh di jalan?! AAAAHHH!! Bisa galau aku nanti! Harus ketemu, pokoknya harus ketemu!
Sudah banyak tempat yang kami kunjungi, tapi tak kunjung bertemu. Hatiku mulai cenat-cenut. Lelah sudah badanku. Aku nggak bisa melanjutkan pencarian ini. Perlukah aku panggil Tim Termewek-Mewek ke sini? Hah! Lebay deh! Jam istirahat pertama nggak ketemu. Coba cari istirahat kedua! Eh, nggak ketemu juga. “Far, ketemu nggak?!” tanyaku mulai kelelahan mencari. “Ng-nggak! Eh, belum Rei! Duh, bagaimana ini... CD original....”, “HAH! HARI PERTAMA MASUK LANGSUNG SEPERTI INI!” kataku mencela Farah. Farah menunduk sedih dan meminta maaf kepadaku. “Maaf nggak cukup, Far! Kalau sudah ketemu, itu baru cukup! Oke, kita pikirkan lagi!”
“Mencari apa?” tiba-tiba muncul seorang pria yang tinggi, berambut cepak, sambil membawa tas yang entah isinya apa. Orang itu adalah adik kelas kami, namanya Eki, dia juga punya nickname sepertiku, nickname-nya adalah Ekisou. Dia juga J-Poper seperti kami. Kami sering sekali berbincang-bincang dengannya. Orangnya asyik diajak ngobrol, murah senyum, manis pula, sayangnya... Dia adik kelas, aku malas kalau pacaran sama adik kelas! Kalau bukan aja udah jadian deh! Hehe, ngarep deh ah! “Eh, Eki! Liat tas warnanya coklat nggak? Yang isinya CD?” tanya Farah yang wajahnya makin panik. “CD? CD apa?” tanya Eki balik. “Aduh, itu lho! CD original dari Jin Akanishi! Single terbarunya! Kalau nggak salah, judulnya... Seasons ya?” jawabku gemas. Farah menganggukkan kepala.
“Eh? Itu punya kalian? Nih! Seasons-nya Jin Akanishi kan? Tadi aku nggak sengaja menemukannya di lantai kelas kalian saat pinjam sapu, kalian kira hilang ya? Hehehe! ” jawab Eki sambil menyerahkan tas yang tadi dibawanya. Syukurlah! Jin Akanishi, akhirnya aku menemukanmu! Langsung saja kuambil dan tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Eki. Eki membalas ucapanku dengan senyum manisnya. Ya ampun! Manis sekali! Lalu kami segera pulang dengan perasaan lega.
Masuk-masuk sudah ada peristiwa seperti ini. Tapi tak apalah, Eki penyelamat idolaku! Eh, salah! Eki penyelamat single terbaru idolaku! Sekarang tahu sendiri kan? Idolaku adalah Jin Akanishi!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar